Pembukaan Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) HUT PGRI Ke-74 Serta Hari Guru Nasional (HGN) Tingkat Kabupaten Sarolangun Tahun 2019

Sarolangun, 27 November 2019

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sarolangun yang dalam hal ini diwakili oleh sekretaris Dinas MURTOYO, S. Pd secara resmi membuka Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke – 74 yang berlangsung di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sarolangun.

Dalam pidatonya MURTOYO, S. Pd mengatakan Kita sebagai guru yang selalu berkutat dengan berbagai macam aktivitas dalam ruangan kelas untuk mencerdaskan anak bangsa, maka pada hari ini kita semua diberi kesempatan untuk mengekspresikan kemampuan atau bakat kita masing-masing dalam bidang olahraga dan seni yang dipertandingkan dan diperlombakan, hal tersebut dikarenakan masih terbatas nya anggaran untuk kegiatan ini.

Tema kegiatan Hari Guru Nasional tahun 2019 dalam guru GURU PENGGERAK INDONESIA MAJU dan tema “Melalui Porseni Tingkatkan peran Strategi dalam mewujudkan SDM Indonesia Unggul”. Kedua tema tersebut memacu dan memotivasi kita semua untuk menjadi garda terdepan dalam mewujudkan Indonesia maju dan unggul.

Kemajuan teknologi, komunikasi, dan Informasi sangat cepat dan tidak dapat diduga, kemajuan ini membawa dampak positif dan negatif secara beriringan dalam kehidupan masyarakat tidak terkecuali dalam proses pembelajaran di sekolah. PGRI sangat berkomitmen terhadap pentingnya literasi utamanya literasi digital bagi guru, siswa, dan orang tua. Mari kita bangun kesadaran bersama bahwa ruang kelas bukan lagi satu-satunya ruang untuk belajar, dan guru bukan lagi satu-satunya sumber Informasi dan ilmu pengetahuan. Pergeseran peran guru di era digital sebagai fasilitator pembelajaran yang menarik, menantang rasa ingin tahu siswa sehingga terdorong untuk menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat inilah yang harus terus menerus ditanamkan dan menjadi kesadaran bagi guru dalam menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik dan pengajar.

Betapapun majunya teknologi dengan segala turunannya, sejatinya guru tidak pernah dapat digantikan oleh teknologi, hal ini mengandung makna bahwa guru profesional dan terintegras akan terus menjadi isu global dan menjadi perhatian dunia tak terkecuali Indonesia. Guru yang mencintai pekerjaan, mengabdikan dirinya bagi kemajuan peserta didik, memperbaiki kualitas diri dan terus berinovasi guna memperoleh praktek terbaik dalam melaksanakan tugasnya, menjadikan contoh bagi siswanya, memperlakukan peserta didik setara tanpa membedakan latar belakang apapun, menjadikan ruang kelas sebagai rumah perubahan, menjaga toleransi atas perbedaan siswa, merawat kasih sayang bagi pertumbuhan pribadi positif peserta didik, dan tidak mudah mengeluh, adalah sosok guru yang tidak pernah lapuk oleh zaman dan teknologi. Guru yang sadar bahwa keberagaman adalah keniscayaan, guru yang merawat perbedaan sebagai karunia dan memerankan dirinya sebagai perekat NKRI. Inilah guru zaman kini dan zaman mendatang yang dibutuhkan bagi kemajuan bangsa untuk menciptakan Indonesia unggul.

Beliau melanjutkan dengan harapan dan pesan, mari kita perhatikan bersama pesan Mendikbud kita dalam peringatan HGN yang mengatakan bahwa perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semua berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah, ambilah langkah dan lakukan perubahan kecil dikelas anda.

  1. Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.
  2. Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar dikelas
  3. Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas
  4. Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang pede
  5. Tawaran bantuan kepada guru yang mengalami kesulitan.

Sebelum mengakhiri sambutannya beliau mengutip pidato Mendikbud bahwa Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukanya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak. Beliau pun membuka secara resmi kegiatan Porseni serta HGN.